•12/03/2011

Herianto Batubara – detikhot

 

tina talisa Jakarta Presenter Tina Talisa telah memutuskan untuk pindah ke stasiun televisi Indosiar. Lantas bagaimana dia menyikapi persaingan yang bakal terjadi dengan TV One yang telah membesarkan namanya itu?


Berikut petikan wawancara Detikhot bersama Tina Talisa ketika ditemui Detikhot di Velpa Restaurant, Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2011).


Bagaimana rasanya kini telah resmi pindah dari TV One ke Indosiar?
Hahaha. Rasanya deg-degan sekaligus excited. Deg-degan karena beberapa hal, di antaranya karena saya adalah anggota tim yang baru di Indosiar dan saya tahu pasti ada ekspektasi dari perusahaan terhadap kontribusi apa yang dipercayakan ke saya. Itu dari sisi profesionalnya.


Apa jabatan baru kamu setelah pindah ke Indosiar? Kabarnya sudah selevel dengan mantan bos anda di TV One, Karni Ilyas?
Saya di sana dipercaya dimintai kontribusi untuk berperan jadi salah satu manajer di news. Intinya sih saya ingin memperkuat newsnya. Mengurusi presenter dan perwajahan news di layar Indosiar. Bagaimana caranya bisa berkreasi, memberi inspirasi dari sisi pemberitaannya. Itu sih tantangannya.


Di Indosiar nanti apa anda akan jadi presenter juga?
Saya jadi presenter program 'Fokus Pagi' yang dikemas baru dan akan dibawakannya perdana pada 5 Desember 2011 mendatang setiap Senin sampai Sabtu setiap pukul 06.00 pagi dan berdurasi satu jam. Lewat program itu setiap hari kita ingin mengangkat dan menghadirkan anak-anak Indonesia yang berprestasi. Kita inginnya program itu bisa membawa inspirasi buat anak-anak remaja, tapi tetap dengan kemasan yang enak untuk ditonton dan menghibur.


Berbeda jauh dong dengan acara yang anda bawakan selama ini yang lebih ke berita seperti di Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam di TV One?
Ya itu dia. Dari sisi individu deg-degannya karena selama ini saya berkecimpung di program yang beritanya itu hard news. Sekarang di Indosiar beralih membawakan acara yang lebih cair dan ringan. Nah, saya ingin memastikan diri saya, dengan gaya yang tidak saya tinggalkan tapi saya bisa menyesuaikan diri. Bertanya ke anak-anak dan remaja dengan politisi kan beda. Jangan sampai saya masih tercampur aduk dengan hal itu. Itu yang bikin deg-degan.


Tapi saya excited karena tantangan baru dari program itu dan mudah-mudahan tujuan program ini yang kreatif dan inspiratif benar-benar kena sasarannya. Karena kalau nanti dilihat di tayangannya, kita betul-betul ingin menghadirkan sisi baik dari Indonesia. Selama ini kan banyak publik yang mengkritisi media termasuk televisi yang dianggap selalu mengedepankan bad news is a good news. Nah kita mau menunjukkan good news is also good news. Itu yang ingin kita hadirkan dan kita ingin menunjukkan bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja termasuk dari anak-anak dan remaja.


Apa format baru 'Fokus Pagi' di Indosiar itu atas campur tangan anda juga?
Dari sisi persiapan, iya. Kontribusi pikiran untuk konsep, pematangan detail program dan lain-lain. Termasuk dengan hal teknis lainnya, misalnya pemilihan warna sofa. Itu juga jadi hal yang diperhatikan dan saya jadi bagian dari tim yang mengurusi itu.


Dengan konsep acara yang berbeda, artinya hilang kah sosok Tina Talisa yang selama ini dikenal kritis?
Kalau dari sisi gaya siaran. Saya akan tetap jadi Tina Talisa yang pernah disaksikan pemirsa. Bahwa programnya berbeda, iya. kalau di TV one saya sangat kental dengan nuansa politiknya. Kalau disini bukan hard news, fokus pagi format baru ini kemasannya lebih ringan tapi substansinya ada. Intinya sih ingin mengedepankan anak-anak Indonesia berprestasi.


Imej anda selama ini sudah erat dengan TV One. Yakinkah bisa melepaskannya?
Saya yakin pemirsa akan beradaptasi dengan itu. bisa jadi perlu waktu. Tapi yang lebih penting adalah keyakinan saya untuk bisa menyesuaikan diri dengan program supaya nyambung. Saya nggak punya kekhawatiran berlebih, jadi wajar-wajar saja jika kemudian nanti ada misalnya komentar, sudah nggak lihat lagi Tina Talisa yang kritis sama politisi. Ya karena memang bukan politisi juga yang dihadirkan. Narasumbernya beragam dan kepada narasumber sesekali saya bisa saja mengeluarkan kebiasaan saya untuk mengkritisi. Pokoknya dijamin bukan jadi Tina Talisa yang keibuan dan lemah lembut. Akan ada tawa dan sesekali nyanyian juga.


Ada nyanyian? Maksudnya, apa dalam ‘Fokus Pagi’ yang akan anda bawakan itu anda akan bernyanyi seperti ketika membawakan acara Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam di TV One?
Hahaha. Iya, akan ada sesekali nyanyian juga. Karena kan di tempat saya yang lama juga sesekali nyanyi. Di tempat yang lama sekarang kan sudah ada yang nyanyi lagi, Jadi sekarang aku juga nyanyi di tempat yang baru. Hahaha. Itu kan lebih ke upaya untuk membuat program yang kreatif dan menarik itu kan. Jadi kalau saya sesekali dianggap menghibur dengan cara itu, kenapa nggak dilakukan. Bocorannya itu.


Anda sekarang sudah jadi bagian dari Indosiar. Tentunya apakah sudah siap bersaing dengan TV One yang pernah membesarkan nama anda?
Iya. Hmm, bagaimana ya. Pada dasarnya kalau soal kompetisi di industri apapun itu pasti ada. Waktu saya di TV one, saya berkompetisi dengan TV lain. Bahkan di internal sendiri pun ada kompetisi yang sehat antar bagian dan program. Bicara soal kompetisi, di tempat saya yang baru ini kan bukan TV yang jenisnya sama. Jadi antara keduanya, bukan kompetitor yang akan head to head. Ibaratnya kalau musik, reaggae dan blues itu kan beda. Indosiar general entertaintment kalau TV One itu lebih ke news. Hehehe.


Bicara soal kepindahan kamu ke Indosiar, bagaimana tanggapan dari rekan-rekan anda para politisi itu?
Bagaimana ya, nggak enak juga jawabnya. Hahaha. Politisi-politisi yang akrab dengan saya, karena keakraban juga bertanya lebih ke kalimat-kalimat yang nanya kayak, Tin, kemana nih udah lama nggak siaran? Awal-awal saya ngak sampaikan kalau saya sudah pamit dari TV one. Akhirnya beberapa minggu ini saya jawab kalau sudah nggak di sana. Mereka bilang, oh pantesan nggak pernah kelihatan.


Rata-rata banyak yang menyayangkan. Bilangnya, Aku sudah identik dengan Apa Kabar Indonesia (AKI)Malam dan TV one. Malah ada yang bilang aku icon. Tapi saya tidak pernah menyatakan diri saya icon di TV One dan di AKI Malam. Kalau itu datang dari orang lain, saya syukuri sebagai apresiasi terhadap kerja saya. TV one punya presenter yang banyak dan jauh lebih baik dari saya untuk berkembang.


Soal kepindahan anda, bagaimana tanggapan dari rekan-rekan dan atasan di TV One?
Rata-rata kaget dan bertanya kenapa? bukannya sudah enak? Dan lain-lain. Kalau dari pimpinan, pak Karni Ilyas, pertama kali saya datang menghadap, beliau memberikan kesempatan ke saya untuk mempertimbangkan karena beliau memang sangat concern dengan karier saya. Kurang lebih dia bertanya, apakah saya yakin ke Indosiar? Dua hari kemudian saya baru ke pak karni dan mengatakan iya. Memang sejak pertama kali saya sudah memantapkan hati.


Jadi anda keluar baik-baik dari TV One ya?
Saya pamit baik-baik. Saya bilang saya bangga pernah jadi bagian dari tim dan minta maaf kalau ada kekurangan atas kerja saya secara professional dan personal. Bahkan dengan pak Ardi ngobrol di antaranya soal kapan rencana punya anak. Karena kan Nia sudah hamil. Malah ngobrol santai. Dengan pak Karni Ilyas juga, beliau menyampaikan kalau aku mau tetap di TV One silahkan, posisi aku aman. Kalau mau pergi juga silahkan. Pada kesempatan itu, saya juga meminta maaf dan terima kasih. Saya datang baik-baik dan pergi baik-baik. Nggak ada itu keributan. Nggak ada sama sekali. pak Nirwan dan pak Aburizal Bakrie menyampaikan, dia sedih banget ditinggal ikon TV One.


Tetaplah kita akan silaturahmi. Walau saya pindah, itu juga tidak mengurangi ketertarikan saya pada dunia politik. Saya justru ingin menjaga hubungan baik dengan beliau- beliau meskipun intensitasnya nggak seperti waktu saya memandu program yang lama.


(bar/mmu)

 

 

Sumber : detik.com,02/12/2011 19:26 WIB

|
This entry was posted on 12/03/2011 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: