•5/31/2010
A song by Krakatau
 

Selama dunia masih berputar
perbedaan tak pernah pudar
terbawa keangkuhan manusia
tak ingin membagi rasa
 

bukalah mata hati kita
bayangkan masa depan dunia
bersatu rasa untuk melangkah
demi meraih harapan
dunia yang indah

bayangkanlah kita semua
berjalan bersama
menuju hidup damai sejahtera
sempatkanlah untuk melihat
di sekitar kita
ada kesenjangan antara manusia
lihat sekitar kita ..

adakah sepercik bahagia
yang tersisa di hati kita
bergandeng tangan dekatkan hati
tiada perbedaan dalam cinta dan kasih

 

•5/31/2010

anggito abimanyu

Dr Anggito Abimanyu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (KBKF) yang selama ini dikenal sebagai sosok yang ikut memberikan pengaruh pada performa Kementerian Keuangan tiba-tiba mengundurkan diri. Meskipun banyak yang berharap dan meminta dirinya tetap di kementerian itu, tetap saja dia menolak. Langkah itu diambil sebagai perwujudan dari sikap seorang profesional yang terusik harga dirinya. Justru sangat aneh jika bertahan manakala dia merasa ”dipermainkan”.

Dia merasa tidak diperlakukan secara baik karena sebelumnya selain sudah dijanjikan jabatan sebagai Wakil Menteri Keuangan, juga telah menandatangani pakta integritas. Jika kemudian tidak jadi dilantik, bahkan tidak pernah diberi tahu nasib selanjutnya maka wajar jika dia mengundurkan diri. Menjadi sangat terhormat untuk mundur, dan dia memperlihatkan diri sebagai seorang profesional yang menghargai integritas. Sikap kecewa itu wajar karena diperlakukan semena-mena.

Apa yang terjadi pada diri Anggito barangkali imbas dari gunjang-ganjing politik akhir-akhir ini. Wapres Boediono, Sri Mulyani dan Anggito Abimayu disebut sebagai tiga wajah yang berpengaruh di bidang ekonomi-keuangan. Tetapi dalam kasus Century, dua nama yang disebut pertama telah membuat SBY repot dan tertekan. Maka, SBY seperti biasa memilih jalan  aman dengan tidak memasukkan nama Anggito Abimanyu, dan terpaksa mengingkari apa yang pernah dijanjikan.

Bisa juga karena SBY merasa ”tersinggung” setelah nama Anggito dimunculkan beberapa partai, termasuk Golkar sebagai calon Menteri Keuangan. Seperti sering diungkapkan Ketua Fraksi Golkar DPR Priyo Budi Santoso bahwa partainya senang manakala Anggito jadi Menkeu mengganti Sri Mulyani. Dan, pasti SBY berusaha menghindari kesan bahwa dirinya ditekan oleh beberapa partai. Seperti terungkap dalam pernyataan Presiden SBY, bahwa dirinya tidak mau ditekan oleh siapa pun.

Langkah SBY mengangkat Agus Martowardojo dan Any Ratnawati tentu ingin memberi sinyal kepada partai pendukung maupun oposisi bahwa penunjukan dan pengangkatan menteri adalah sepenuhnya hak presiden. Jika ini yang dipegang, wajar dan sangat benar. Tetapi, bagaimana dengan janji yang telah diberikan kepada Anggito ? Jika benar bahwa SBY pernah menjanjikan sesuatu dan kemudian tidak bisa memenuhi, maka bisa memunculkan keraguan atas integritas presiden.

Lebih dari itu, Anggito juga harus mendapatkan apresiasi bahwa langkah mundur itu memang seharusnya diambil. Bukan soal kecewa tidak jadi wakil atau menteri keuangan, tetapi kemampuan, kecakapan, integritas dan loyalitas tidak dihargai sama sekali. Dengan langkah yang sedemikian patriotik tersebut, dia memberikan pelajaran penting tentang harga diri. Dari dia, kita belajar tentang harga diri, dan bukan menjual diri !

 

Sumber : Suaramerdeka.com, Tajuk Rencana, 24 Mei 2010