•12/26/2011

Nurvita Indarini – detikNews

 

Dahlan-bambang Jakarta - Di jam-jam sibuk, umumnya kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek disesaki penumpang. Rupanya sedikit dari banyaknya pejabat di negeri ini tidak sungkan menggunakan KRL dan transportasi umum lainnya. Siapa saja?


1. Tb Soenmandjaja Rukmandis
Anggota DPR dari FPKS ini mengaku sehari-hari menggunakan angkutan umum untuk menuju Gedung DPR. Dari rumahnya yang terletak di Bogor, Kang Soenman, demikian dia biasa disapa, berjalan kaki menuju tempat angkot ngetem. Perjalanan dia lanjutkan menggunakan KRL hingga Stasiun Karet. Nah, dari stasiun ini, Kang Soenman memilih naik Kopaja 608 jurusan Blok M - Tanah Abang hingga ke Gedung Dewan.


Padahal kalau mau, Soenman bisa menggunakan Toyota Rush dan Suzuki APV yang terparkir di rumahnya. Namun dia lebih suka berangkat kerja dengan angkutan umum karena lebih irit. Berdesakan di KRL bukanlah masalah, karena Soenman bisa bertemu banyak orang untuk menyerap aspirasi.


2. Akbar Faizal
Politikus dari Partai Hanura, Akbar Faizal, juga salah satu pejabat yang menyimpan mobilnya dan memilih menggunakan kendaraan umum saat pergi ke tempat kerja. Akbar yang tinggal di Depok, Jawa Barat, tidak mau kehilangan banyak waktu di jalan karena macet. Itu makanya dia memilih menggunakan KRL.


Biasanya Akbar naik dari Stasiun KA Depok Lama dan turun di Stasiun Dukuh Atas. Lalu dia melanjutkan perjalanan ke Gedung DPR dengan menumpang taksi atau ojek. Akbar menaruh mobilnya di Gedung DPR karena terkadang dia harus menghadiri kegiatan Dewan di luar Gedung DPR. Untuk diketahui, Akbar memiliki Honda Civic keluaran 2008 dan Honda CRV edisi 2009 yang dibelinya sebelum menjadi anggota Dewan.


3. Aus Hidayat Nur
Anggota DPR Aus Hidayat Nur juga salah satu penumpang setia KRL. Mengingat rumahnya terletak di Jalan Kelapa Dua Raya RTM Cimanggis, Depok, maka Aus menjadikan KRL sebagai kendaraan umum andalan. Selain lebih efektif dan efisien, Aus juga menggunakan KRL untuk menerapkan hidup sederhana.


Bagi pria yang lama berkecimpung di dunia bisnin multi level marketing ini, jabatan di DPR hanyalah 5 tahun. Karena itu tak sewajarnya jika lantas membuatnya menjalani gaya hidup mewah.


Biasanya politus PKS ini keluar dari rumah dengan menumpang sepeda motor anaknya hingga Stasiun Universitas Indonesia. Kemudian dia naik KRL hingga ke Stasiun Tanah Abang. Perjalanan ke Gedung DPR dilanjutkannya dengan menggunakan ojek. Namun bila kegiatan di parlemen tak padat, ia terkadang menggunakan Proton Exora, mobil produksi Malaysia yang dibeli dengan cara mencicil ini.


4. Bambang Widjojanto
Pria yang baru saja duduk di kursi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi ini adalah penggemar KRL. Bagi Bambang, alat transportasi umum memang sudah sangat akrab baginya. Dia tak pernah gengsi menggunakan KRL atau ojek untuk mengantar dia ke tempatnya bekerja. Namun bukan berarti dirinya sama sekali mengharamkan mengendarai mobil.


Mengingat rumahnya di Depok Timur dengan kantor KPK yang di Kuningan, Jakarta Selatan, cukup jauh, maka KRL adalah pilihan transportasi yang paling rasional. Meski sudah jadi anggota KPK, dia akan tetap memprioritaskan memakai ojek atau KRL untuk bekerja.


5. Dahlan Iskan
Dahlan Iskan selama menjadi Menteri BUMN sedah dua kali terpergok menaiki KRL. Pada 5 Desember lalu, Dahlan menaiki KRL tanpa pengawalan. Kegiatan itu dilakukan Dahlan untuk melihat pelayanan dan operasional BUMN transportasi tersebut..


Kegiatan serupa dilakukannya hari ini, Jumat (23/12/2011) saat akan menghadiri sidang kabinet yang digelar di Istana Bogor. Mantan Dirut PLN ini naik dari Manggarai menuju Bogor. Setibanya di Stasiun Bogor, perjalanan ke Istana Bogor dilanjutkan dengan menggunakan ojek.


Masih ada beberapa pejabat yang terlihat bersahaja jika ditilik dari penggunaan kendaraan umum. Misalnya saja anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Budiman Sujatmiko. Saat ini dia tengah menyicil rumah sederhana dan tak segan ngojek ke kantornya di Senayan.


Anggota Komisi IX dari F-PDIP Nursuhud juga sejak dilantik jadi anggota dewan tetap memakai ojek. Dia mengaku punya mobil, tapi sering digunakan anaknya. Ojek menjadi pilihan dia lantaran bisa mengantarkannya ke Gedung DPR tepat waktu.


Dengan menaiki angkutan umum, para pejabat itu memang terkesan sederhana dan membumi. Meski beberapa dari mereka lebih mempertimbangkan efisiensi saat memilih menggunakan angkutan umum. Semoga pejabat yang naik angkutan umum ini semakin banyak, dan bukan hanya untuk meningkatkan citra.


Anda ingin menambah daftar pejabat publik yang gemar naik angkutan umum? Silakan sampaikan ke redaksi@detik.com


(vit/asy)

Sumber : detiknews.com, 23/12/2011 11:46 WIB

 

 

 

endang mushaffa

•12/18/2011

 Rachmadin Ismail - detikNews

 

nanan Jakarta - Polri mengklaim sudah berupaya sekuat tenaga membersihkan internalnya dari praktik korupsi dan mafia hukum. Mulai dari perbaikan kode etik hingga pelatihan ESQ sudah dilakukan. Namun masih ada saja yang nakal.


"Kita sudah ikutkan ESQ 3 hari, nangis-nangis. Eh, keluar lupa lagi. Kita paksa ikut ESQ lagi, gitu lagi. Sudah bangkotan semua," kata Wakapolri Komjen Nanan Soekarna.


Hal tersebut dia sampaikan saat menjadi panelis dalam seminar bertajuk 'refleksi dan proyeksi pencegahan dan pemberantasan mafia hukum di Istana Bogor, Bogor, Jawa Barat, Rabu (14/12/2011).


Menurut Nanan, upaya perbaikan internal tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Apalagi harus membuat semua anggota sadar dan berani untuk melawan praktik korupsi.


"Sekarang banyak Irwasda takut sama Kapolda, Irwasum takut sama Kapolri, takut dicopot," sambungnya.


Nanan menambahkan, pihaknya saat ini sedang berusaha keras agar kode etik Polri benar-benar dijalankan. Hasilnya, ada sekitar 150 polisi yang sudah dipecat karena melakukan pelanggaran.


"Silakan laporkan kalau ada atasan yang korup. Kalau dia dicopot, adukan ke Irwasum," tambahnya.


"Kami akan terus ikut antikorupsi," lanjutnya.


(mad/gah)

 

 

Sumber : detiknews.com, 14/12/2011 15:47 WIB

•12/18/2011

Anes Saputra - detikNews

 

nanan Jakarta - Polri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Wakapolri Komjen Nanan Soekarna meminta masyarakat tidak berkompromi dengan polisi yang korup dalam level mana pun.


"Kami harap tetap dikoreksi dan dilaporkan kalau ada polisi yang korup, termasuk saya. Mari mengawasi, menegur, melaporkan dan menindak untuk mencegah terjadinya korupsi," kata Nanan, Jumat (9/12/2011).


Hal ini diungkapkan Nanan dalam rangka memperingati hari Anti Korupsi Sedunia di Kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan Jakarta.


Nanan berharap acara peringatan hari Antikorupsi Sedunia ini tidak hanya formalitas semata, tapi dijadikan momentum untuk menolak korupsi.


"Mari kita satukan upaya untuk mencegah dan menolak korupsi, karena korupsi tak hanya kelalaian dari pimpinan, tapi juga ketidak beranian bawahan untuk angkat bicara mengingatkan atasannya yang korup. Untuk itu saya mengimbau agar kita berani mengingatkan," katanya.


Sebelumnya, Nanan meminta agar bawahan menolak perintah komandannya yang korup. Karena hal tersebut sudah dituangkan dalam aturan kode etik dan sudah merupakan komitmen bersama


"Menolak perintah atasan yang korup adalah hak bawahan. Kalau Anda dipecat gugat saja atasan Anda, jadi jangan malah turut serta," kata Nanan dalam sambutannya di acara Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (7/12).


(nal/anw)

Sumber : detiknews.com, Jumat, 09/12/2011 10:16 WIB

•12/14/2011

Oris Riswan Budiana - detikBandung

 

cctv-susterngesot-isi Bandung - Usai insiden 'Suster Ngesot' yang ia tendang pada Sabtu dini hari (10/12/2011) muncul di media massa dan berbuntut masalah hukum, Sunarya menjadi pendiam. Libur dua hari terakhir pun ia pakai untuk menenangkan diri ke Garut bertemu keluarganya.


Hal itu dikatakan rekan kerja Sunarya di Apartemen Galeri Ciumbuleuit kepada detikbandung, Selasa (13/12/2011). "Sedang libur. Dari kemarin pagi dia pergi ke Garut. Tapi besok juga sudah pulang lagi karena jatah liburnya cuma dua hari," ujar rekan Sunarya yang enggan identitasnya disebutkan ini.


Menurut dia, Suryana yang bekerja sebagai satpam apartemen sehari-hari tinggal di mess yang disediakan apartemen. "Keluarganya di Garut," tuturnya.


Disinggung sikap Sunarya setelah insiden penendangan 'suster ngesot', ia mengaku ada yang berubah, di mana Sunarya jadi sedikit pendiam.


"Ada yang berubah sih, kelihatan dari wajahnya enggak seperti biasa, seperti lagi pusing," tutupnya.


"Ya kebayang kan tiba-tiba namanya ada di koran, apalagi yang banyak bicara korban sama keluarganya," ujarnya yang meyakini Sunarya tidak berniat menendang si 'suster ngesot'.


Dalam berita sebelumnya, Mega Tri Pratiwi (20) beraksi ala suster ngesot untuk menakuti temannya yang sedang berulang tahun bernama Fitra, Sabtu dini hari (10/12/2011). Mereka menginap di Apartemen Galeri Ciumbuleuit, yang belakangan diketahui milik ibu Mega.


Mega dan empat temannya menunggu Fitra dan 3 teman lainnya yang sedang makan. Usai makan, mereka pun naik ke kamar melalui lift. Mega pun menunggu sendiri di depan lift sambil berpose ala suster ngesot sementara empat teman lainnya menunggu.


Di dalam lift, ternyata tak hanya Fitra dan 3 temannya saja, ada juga satpam Sunarya dan seorang pegawai Apartemen Galeri Ciumbeluit lainnya. Ketika pintu terbuka, semua mundur menjerit ketakutan. Sunarya yang berada depan lift langsung maju dan menendang Mega. Gigi bawah Mega patah dan pelipis kirinya lebam.


Pihak manajemen apartemen menyatakan apa yang dilakukan Sunarya refleks, tidak ada unsur kesengajaan. Manajemen pun mengungkapkan penampakan "Suster Ngesot" kali kedua. Manajemen menduga pelakunya sama, karena kejadiannya sama.


(ors/ern)

Sumber : detik.com, 13/12/2011 18:41 WIB

•12/14/2011

Baban Gandapurnama - detikBandung

 

cctv-susterngesot-isi Bandung - Polrestabes Bandung menangani kasus insiden penendangan oleh satpam Apartemen Galeri Ciumbuleuit, Sunarya, terhadap Mega Tri Pratiwi (20) yang berbusana ala 'Suster Ngesot'. Orang tua Mega melaporkan dugaan penganiayaan yang dilakukan satpam tersebut. Polisi siap melakukan mediasi agar masalah dihadapi antarkedua belah pihak berakhir damai.


"Tetap nanti kami upayakan mediasi agar bisa berdamai," ucap Kasubaghumas Polrestabes Bandung Kompol Endang Sri Wahyu Utami saat ditemui wartawan di Mapolrestabes Bandung, Selasa (13/12/2011).


Namun begitu, sambung Endang, pihaknya tetap menindaklanjuti laporan resmi orang tua Mega. Sementara ini sudah lima saksi yang sudah dimintai keterangan terkait kejadian tersebut. Masing-masing saksi korban yakni Mega dan empat rekannya berinisial C, F, M, dan B.


"Sedangkan satpam itu akan menjalani pemeriksaan pada Jumat ini," terang Endang.
Ia menjelaskan, pihaknya enggan berjanji kalau upaya damai bisa berlangsung sukses. Sebab hingga kini proses penyidikan masih berjalan.


"Kalau terbukti satpam itu menendang karena di luar kesadaran atau refleks, maka itu tidak masuk (pasal) 351 atau penganiayaan. Kami belum tahu apakah tendangan itu disengaja atau tidak. Ya intinya, semua itu harus menunggu hasil penyidikan," paparnya.


Bila upaya mendamaikan ternyata gagal dan pihak pelapor bersikukuh melanjutkan perkara ke meja hijau, Endang menjelaskan pembuktian siapa salah dan benar akan terjawab di pengadilan.


"Tujuan dan harapan kami saat ini bisa memenuhi rasa keadilan bagi kedua pihak. Apakah nanti bisa diselesaikan secara kekeluargaan atau justru lewat jalur hukum, lihat saja nanti," tutup Endang.

(bbn/ern)

 

Sumber : detik.com, 13/12/2011 17:52 WIB

 

endang mushaffa

•12/13/2011

Erna Mardiana - detikBandung

 

mega-tri Bandung - Kasus penendangan Mega Tri Pratiwi (20) karena berdandan 'suster ngesot' oleh satpam Apartemen Galeri Ciumbuleuit masih berlanjut. Orangtua Mega melaporkan kasus ini ke Polrestabes Bandung. Bagaimana peristiwa itu terjadi, ini dia rekaman CCTV yang berada dalam lift.


Anda bisa mengklik detikvideo soal kasus ini di sini


Dalam rekaman CCTV berdurasi 4 menit itu, Satpam Sunarya dan Housekeeping Ade bersama lima orang laki-laki yang belakangan diketahui teman Mega bersama-sama naik lift barang yang seharusnya untuk lift karyawan. Waktu menunjukkan pukul 01.20 WIB, Sabtu dini hari (10/12/2011).


Posisi Sunarya yang mengenakan seragam sekuriti berada di sebelah kiri pintu lift. Sedangkan posisi Ade berada di sebelah kanan atau dekat tombol angka lantai lift.


Terlihat lima teman Mega yang semunya pria termasuk target yang hendak ditakuti yakni Fitra Mahaly berada di dalam lift. Terekam dari CCTV yang terpasang di dalam lift yang menyorot ke arah pintu lift, tiga orang teman Mega berada di belakang tubuh dua pegawai tersebut.


Fitra yang tadinya bakal mendapat kejutan 'penampakan' karena berulang tahun ke-18, berdiri tepat di belakang satpam. Dua sahabat main Mega lainnya tampak jongkok di kiri kanan ruangan lift. Sementara dua teman Mega lainnya tak tersorot kamera.


Beberapa saat sebelum lift terbuka di lantai 17 dan teman-teman Mega sudah merencanakan berhenti di lantai tersebut, seorang pria yang awalnya tak terlihat kamera maju ke depan dan menarik tubuh Fitra untuk maju. Fitra oleh pria itu diminta berdiri di tengah antara posisi Sunarya dan Ade.


Masih tayangan rekaman video itu, perilaku penumpang lift awalnya tak terlihat ketakutan. Bahkan si target mengikuti perintah temannya yang berdiri di belakangnya. Suasana di dalam lift pun terpantau tenang.


Ketegangan muncul ketika pintu lift terbuka di lantai 17. Di luar pintu lift sudah menunggu Mega yang duduk di lantai menjadi 'Suster Ngesot'. Sesudah pintu lift terbuka lebar, terlihat target dan rekannya yang tahu ada settingan mundur ke belakang menandakan terkejut. Bahkan housekeeping, Ade, turut mundur ketakutan setelah melihat 'Suster Ngesot'.


Posisi Mega itu tepat di depan Sunarya. Satpam refleks berlari dua langkah dari dalam lift dan menendang pakai kaki kanan bersepatu ke arah 'Suster Ngesot' yang diperankan Mega. Melihat Mega tersungkur, seorang teman pria Mega yang berada di lantai 17 berlari dan menghampiri satpam.


Kegaduhan terjadi pula di dalam lift. Rekan-rekan Mega terlihat protes dan seolah berusaha menerangkan kepada satpam kalau 'Suster Ngesot' itu ialah rekannya atau bukan hantu sungguhan. Target utama terlihat terheran-heran dengan kejadian itu. Lalu tiga rekan Mega termasuk target yang semula di dalam lift bergegas keluar.


(ern/ern)

Sumber : detik.com,  13/12/2011 12:09 WIB

•12/12/2011

Tya Eka Yulianti - detikBandung

 

mega-tri Bandung - Manajemen Apartemen Galeri Ciumbuleuit membantah adanya penganiayaan secara sengaja yang dilakukan oleh salah seorang satpam, Sunarya, terhadap Mega Tri Pratiwi (20). Tendangan satpam kepada Mega yang berdandan ala 'Suster Ngesot' itu semata-mata refleks.


Hal itu diungkapkan Director PR and Communication Group Bird Management (Apartemen Galeri Ciumbuleuit), Ossie Himawan, saat dihubungi wartawan via ponsel, Minggu (11/12/2011). Ia menjelaskan, sudah jadi prosedur sekuriti di Apartemen Galeri Ciumbuleuit untuk melakukan kontrol ke setiap lantai pada waktu-waktu tertentu.


"Jadi kejadiannya seperti ini, sekutriti kami bersama seorang housekeeping, melakukan inspeksi setiap beberapa jam ke setiap lantai. Itu adalah prosedur pengecekan setiap lantai yang dilakukan sekuriti kami. Saat itu sekuriti kami mau turun di lantai 17, lalu mendapati ada 'Suster Ngesot' di depan pintu lift," ujar Ossie.


Ossie menggambarkan, Mega yang menjadi 'Suster Ngesot' itu duduk di lantai mengenakan pakaian putih dan rambut terurai menutupi muka. "Coba bayangkan orang normal menemukan ada yang seperti itu pada tengah malam. Refleksnya akan bermacam-macam. Kalau orang tua yang jantungan mungkin sudah copot jantungnya. Atau kalau anak kecil sudah jerit-jerit menangis," katanya.


Begitu pula dengan satpam yang bereaksi dengan menendang suster ngesot tersebut. Ossie pun menegaskan, tidak ada niat atau maksud menganiaya dalam kejadian tersebut.


"Sekuriti sifatnya menjaga, mengawasi dan monitor yang ada di apartemen. Dia refleks, ditendang langsung sama dia. Itu bukan penganiayaan tapi sikap refleks sekuriti yang tugasnya menjaga kondisi pada tengah malam supaya situasi aman," tuturnya.


Aksi berdandan ala 'Suster Ngesot' yang diperagakan Mega Tri Pratiwi mesti berakhir di RS Santosa Hospital, Kota Bandung. Mahasiswi tersebut mengalami luka di pelipis kiri dan satu gigi bawahnya patah setelah ditendang seorang satpam Apartemen Ciumbuleuit, Sunarya, pada Sabtu (10/11/2011), sekitar pukul 02.30 WIB, di lantai 17 apartemen tersebut.


Kejadian itu bermula saat Mega berniat membuat kejutan kepada seorang rekannya yakni Fitra Mahaly yang Sabtu (10/12/2011) berulang tahun ke-18. Mega dan Fitra bersama sejumlah teman mainnya berada di apartemen yang berlokasi di Jalan Ciumbuleuit itu sejak Jumat (9/12/2011) untuk mengisi liburan di Kota Bandung.


(tya/bbn)

 

Sumber : detik.com, 11/12/2011 22:30 WIB

•12/12/2011

Baban Gandapurnama – detikBandung

 

mega-tri Bandung - Aksi berdandan ala 'Suster Ngesot' yang diperagakan Mega Tri Pratiwi (20) mesti berakhir di rumah sakit. Mahasiswi tersebut terluka setelah ditendang seorang satpam Apartemen Galeri Ciumbuleuit, Sunarya, pada Sabtu (10/11/2011), sekitar pukul 02.30 WIB.


Kejadian itu bermula saat Mega berniat membuat kejutan kepada seorang rekannya yakni Fitra Mahaly yang Sabtu kemarin berulang tahun ke-18. Mega dan Fitra bersama tujuh teman mainnya berada di apartemen yang berlokasi di Jalan Ciumbuleuit itu sejak Jumat (9/12/2011) untuk mengisi liburan di Kota Bandung.


"Tadinya mau bikin surprise. Bentuknya nakut-nakutin Fitra. Saya pakai dress putih seperti 'Suster Ngesot' dan wajah sengaja tertutup rambut," kata mahasiswi yang kuliah di Raffles Design Institute, Jakarta, saat ditemui di RS Santosa Hospital, Jalan Kebon Jati, Kota Bandung, Minggu (11/12/2011).


Mega bersama empat rekannya menunggu di lantai 17. Sedangkan kamar Mega berada di lantai 22. Target yang ditakuti saat itu bersama tiga rekan lainnya sebelumnya makan bersama. Usai makan dan bersiap naik, teman Mega yang bersama target yakni Fitra selanjutnya mengontak Mega agar besiap-siap.


Target dan rekannya lalu naik lift menuju lantai 17. Di depan pintu lift lantai tersebut, Mega seorang diri sudah menunggu sambil gaya duduk ala 'Suster Ngesot'. Rupanya, lift itu juga berisi satpam yaitu Sunarya dan seorang pegawai Apartemen Galeri Ciumbeluit lainnya.


"Ting, pintu bel lift berbunyi dan terbuka. Nah, tiba-tiba satpam itu menendang wajah," ucap Mega.


Posisi satpam dan pegawai saat di dalam lift berada di belakang rombongan target dan teman Mega. "Satpam itu maju ke depan menerobos teman-teman dan langsung menedang. Ya, Keras sekali. Sampai saya setengah tidak sadar," akunya.


Setelah itu Mega diantar rekan-rekanya ke RS Advent. "Pada Sabtu malam kemarin, anak saya ini dibawa ke RS Santosa," jelas ayah Mega yakni Mahfud Djabir ditemui di lokasi yang sama.


(bbn/tya)

Sumber : detik.com,  11/12/2011 20:28 WIB

•12/12/2011

Aidil Akbar Madjid - detikFinance

20110119094808rupiah10 Jakarta - Kok dibilang "lagi"? Karena sebenarnya ini isue yang sudah pernah dibicarakan diawal tahun 2011 tapi kembali menjadi pembicaraan dalam satu minggu terakhir. Jadi sebenarnya suka atau tidak suka, mau atau tidak mau , perlahan tapi pasti ternyata Pemerintah tetap meneruskan rencana untuk melakukan Redenominasi pada mata uang Rupiah kita tercinta ini. Hal ini terbukti dengan disetujuinya rancangan Redenominasi oleh pemerintah pada pertengahan Maret 2011 kemarin. Sekarang tinggal menunggu apakah usulan tersebut akan mendapatkan persetujuan oleh DPR untuk dilaksanakan.


Secara konsep Redenominasi adalah proses dimana suatu pemerintahan, dalam hal ini Indonesia membuang 000 alias tiga nol dibelakang mata uang rupiah kita dengan tujuan untuk menyederhanakan penulisan, pencatatan, transaksi dan penyebutan kedepannya, akan tetapi tidak mengurangi nilai dari transaksi tersebut. Sehingga apabila kita sekarang mempunyai uang Rp. 1,000,000,- (satu juta rupiah), maka setelah Redenominasi uang kita akan menjadi "hanya" Rp. 1,000,- (seribu rupiah) mata uang baru. Nilai seribu rupiah baru ini akan bisa dipakai untuk membeli barang (transaksi) yang nilainya setara dengan satu juta saat ini.


Lho? Kalau sedemikian simpel lalu kenapa banyak orang membicarakannya? Serta ada beberapa kelompok orang yang malah menentangnya? Hal ini tidak terlepas dari trauma masa lalu dimana pernah suatu ketika ada kejadian pemotongan nilai uang (Sanering) pada tahun 1959-1966. Kondisi hyper-inflasi saat itu yang menyebabkan pemerintah mengambil tindakan Sanering dimana nilai uang dari Rp. 500 dipotong menjadi Rp. 50 dan uang Rp. 1,000 dipotong menjadi Rp. 100,-.


Meskipun berbeda jenis, banyak anggota masyarakat yang nantinya tetap tidak dapat membedakan antara keduanya. Hal ini ditakutkan bisa menyebabkan kepanikan. Meskipun dalam prakteknya di beberapa negara lain yang telah melakukan Redenominasi sempat terjadi hyper-inflasi dalam beberapa tahun pertama diterapkan kebijakan ini. Hyper-inflasi ini sendiri sering terjadi karena banyak hal. Salah satu yang terpentik adalah efek psychologi kepanikan dari masyarakat yang "tidak percaya" memegang mata uangnya sehingga membelanjakan / membelikan aset. Alhasil hukum supply demand terjadi dan harga-harga barang bisa naik. Penyebab lainnya bisa terjadi karena ulah pengusaha / pedagang yang mungkin "nakal" yang ikut-ikutan menaikan harga jual barang/jasa mereka karena beranggapan harga mereka terlalu rendah. Terakhir kenaikan barang yang menyebabkan hyper-inflasi bisa saja terjadi karena adanya pembulatan harga keatas apabila tidak terdapat pecahan kecil untuk mata uang baru.


Oleh sebab itu akan dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak agar tidak ada pihak-pihak yang mencuri kesempatan "menaikan harga" jual dagangan mereka karena tiba-tiba harganya "terkesan" murah. Contoh kita makan steak “pinggir jalan” seharga Rp. 75,000 sampai dengan Rp. 100,000,- dengan adanya redenominasi mendadak harganya jadi "cuma" Rp. 75 dan terkesan mudah, maka steaknya dinaikin jadi Rp. 150,-. Lha steak yang sama ini langsung naik jadi 100% dari harga lamanya. Masih bagus kalau cuma naik 100%, kali aja dinaik dari Rp. 75 ke Rp. 750 bisa aja kan? Ini yang kemudian menjadikan hyper-inflasi.


Hyper-inflasi ini kemudian akan turun dan mereda beberapa tahun kemudian. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh kesiapan pemerintah dalam melakukan sosialisasi tentang Redenominasi ini serta melakukan operasi pasar untuk mencegah pengusaha dan pedagang nakal yang menaikan harga jual barang mereka. Atau kalau ini tidak dilakukan dengan hati-hati bisa berdampak kepanikan di masyarakat yang menganggap ini pemotongan uang lagi. Sehingga akibatnya orang akan memborong mata uang lain dan emas (LM) plus hyperinflasi akan semakin parah. Banyak negara-negara khususnya negara berkembang yang telah melakukan redenominasi ini. Sedangkan negara terakhir yang berhasil melakukan Redenominasi yaitu Turki dengan Lira nya. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mereka Redenominasi mata uang mereka dan cukup sukses dan berhasil.


Kembali ke niatan awal Pemerintah untuk me-redenominasi-kan rupiah. Untuk jangka panjang hal ini memang akan sangat berguna dan bermanfaat bagi rakyat dan martabat negara Kesatuan Republik Indonesia dan mata uang kita. Akan tetapi sekali lagi proses pelaksanaannya harus dilakukan dan dijaga dengan ketat. Serta proses sosialisasi yang harus dilakukan dalam jangka panjang agar tidak ada pihak-pihak yang mencari keuntungan dalam kondisi ini. Sehingga yang tadinya redenominasi salah satunya diniatkan untuk menekan inflasi malah justru menyebabkan hyper-inflasi berkepanjangan.

(qom/qom)

Sumber : detik.com, 12/12/2011 06:46 WIB

 

endang mushaffa

•12/08/2011

Ardhi Suryadhi – detikinet

 

 

 

Dell-Latitude-ST285 Jakarta - Dell mengeluarkan tablet PC kelas berat bernama Latitude ST. Perangkat ini ingin tampil lebih dari sekadar tablet PC kebanyakan, lantaran dibuat bagi kalangan profesional yang memiliki mobilitas tinggi.


Latitude ST mengusung sistem operasi Windows 7 dan diklaim dapat disesuaikan dengan bisnis tertentu atau kebutuhan pengguna akhir dengan aplikasi-aplikasi tersertifikasi dan layanan profesional.


"Kami hidup di masa yang menarik, di mana komputasi mobile terus melakukan evolusi yang signifikan. Kebanyakan perusahaan menggunakan manfaat produktifitas dengan memampukan pekerjanya untuk lebih banyak memiliki mobilitas," kata Pieter Lydian, Director & Country Manager Dell Indonesia.


"Namun dengan kebebasan tersebut, mereka selalu mengalami kendala seperti keamanan, pengelolaan dan support perangkat untuk aplikasi-aplikasi penting," imbuhnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/11/2011).

 

dell-latitude-st-tablet-01

Dell melengkapi Latitude ST dengan akses WiFi dan opsimobile broadband serta sebuah monitor multi-touch berukuran 10 inch dengan sebuah stylus untuk navigasinya.


Adapun dapur pacu dibenamkan dengan prosesor Intel Atom dan bisa terhubung ke proyektor, printer, atau perangkat-perangkat lainnya dengan menggunakan built-in port.


Dari sisi keamanan ada perlindungan dari fitur durabilitas, seperti rubberized bumper, anti-glare Corning Gorilla Glass screen dan TPU overmold.

 

Dell-Latitude-ST-tablet-and Administrator TI dikatakan bisa memanfaatkan kemampuan Latitude ST. Sebab mereka diklaim dapat mengelola tablet seperti layaknya PC lain pada jaringan mereka dengan menggunakan solusi remote management yang ada atau Dell KACE appliances dan proteksi data penting dengan menggunakan Dell Data Protection | Encryption.

 


Pengguna bisnis lain yang juga menjadi target perangkat ini adalah agen asuransi untuk mendokumentasikan kecelakaan, dokter, perawat dan profesional medis lainnya untuk melihat sejarah pasien, tak terkecuali para pengajar.

( ash / ash )

 

Sumber : detikinet.com, 30/11/2011 10:36 WIB

 

endang mushaffa

•12/03/2011

Herianto Batubara – detikhot

 

tina talisa Jakarta Presenter Tina Talisa telah memutuskan untuk pindah ke stasiun televisi Indosiar. Lantas bagaimana dia menyikapi persaingan yang bakal terjadi dengan TV One yang telah membesarkan namanya itu?


Berikut petikan wawancara Detikhot bersama Tina Talisa ketika ditemui Detikhot di Velpa Restaurant, Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2011).


Bagaimana rasanya kini telah resmi pindah dari TV One ke Indosiar?
Hahaha. Rasanya deg-degan sekaligus excited. Deg-degan karena beberapa hal, di antaranya karena saya adalah anggota tim yang baru di Indosiar dan saya tahu pasti ada ekspektasi dari perusahaan terhadap kontribusi apa yang dipercayakan ke saya. Itu dari sisi profesionalnya.


Apa jabatan baru kamu setelah pindah ke Indosiar? Kabarnya sudah selevel dengan mantan bos anda di TV One, Karni Ilyas?
Saya di sana dipercaya dimintai kontribusi untuk berperan jadi salah satu manajer di news. Intinya sih saya ingin memperkuat newsnya. Mengurusi presenter dan perwajahan news di layar Indosiar. Bagaimana caranya bisa berkreasi, memberi inspirasi dari sisi pemberitaannya. Itu sih tantangannya.


Di Indosiar nanti apa anda akan jadi presenter juga?
Saya jadi presenter program 'Fokus Pagi' yang dikemas baru dan akan dibawakannya perdana pada 5 Desember 2011 mendatang setiap Senin sampai Sabtu setiap pukul 06.00 pagi dan berdurasi satu jam. Lewat program itu setiap hari kita ingin mengangkat dan menghadirkan anak-anak Indonesia yang berprestasi. Kita inginnya program itu bisa membawa inspirasi buat anak-anak remaja, tapi tetap dengan kemasan yang enak untuk ditonton dan menghibur.


Berbeda jauh dong dengan acara yang anda bawakan selama ini yang lebih ke berita seperti di Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam di TV One?
Ya itu dia. Dari sisi individu deg-degannya karena selama ini saya berkecimpung di program yang beritanya itu hard news. Sekarang di Indosiar beralih membawakan acara yang lebih cair dan ringan. Nah, saya ingin memastikan diri saya, dengan gaya yang tidak saya tinggalkan tapi saya bisa menyesuaikan diri. Bertanya ke anak-anak dan remaja dengan politisi kan beda. Jangan sampai saya masih tercampur aduk dengan hal itu. Itu yang bikin deg-degan.


Tapi saya excited karena tantangan baru dari program itu dan mudah-mudahan tujuan program ini yang kreatif dan inspiratif benar-benar kena sasarannya. Karena kalau nanti dilihat di tayangannya, kita betul-betul ingin menghadirkan sisi baik dari Indonesia. Selama ini kan banyak publik yang mengkritisi media termasuk televisi yang dianggap selalu mengedepankan bad news is a good news. Nah kita mau menunjukkan good news is also good news. Itu yang ingin kita hadirkan dan kita ingin menunjukkan bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja termasuk dari anak-anak dan remaja.


Apa format baru 'Fokus Pagi' di Indosiar itu atas campur tangan anda juga?
Dari sisi persiapan, iya. Kontribusi pikiran untuk konsep, pematangan detail program dan lain-lain. Termasuk dengan hal teknis lainnya, misalnya pemilihan warna sofa. Itu juga jadi hal yang diperhatikan dan saya jadi bagian dari tim yang mengurusi itu.


Dengan konsep acara yang berbeda, artinya hilang kah sosok Tina Talisa yang selama ini dikenal kritis?
Kalau dari sisi gaya siaran. Saya akan tetap jadi Tina Talisa yang pernah disaksikan pemirsa. Bahwa programnya berbeda, iya. kalau di TV one saya sangat kental dengan nuansa politiknya. Kalau disini bukan hard news, fokus pagi format baru ini kemasannya lebih ringan tapi substansinya ada. Intinya sih ingin mengedepankan anak-anak Indonesia berprestasi.


Imej anda selama ini sudah erat dengan TV One. Yakinkah bisa melepaskannya?
Saya yakin pemirsa akan beradaptasi dengan itu. bisa jadi perlu waktu. Tapi yang lebih penting adalah keyakinan saya untuk bisa menyesuaikan diri dengan program supaya nyambung. Saya nggak punya kekhawatiran berlebih, jadi wajar-wajar saja jika kemudian nanti ada misalnya komentar, sudah nggak lihat lagi Tina Talisa yang kritis sama politisi. Ya karena memang bukan politisi juga yang dihadirkan. Narasumbernya beragam dan kepada narasumber sesekali saya bisa saja mengeluarkan kebiasaan saya untuk mengkritisi. Pokoknya dijamin bukan jadi Tina Talisa yang keibuan dan lemah lembut. Akan ada tawa dan sesekali nyanyian juga.


Ada nyanyian? Maksudnya, apa dalam ‘Fokus Pagi’ yang akan anda bawakan itu anda akan bernyanyi seperti ketika membawakan acara Apa Kabar Indonesia (AKI) Malam di TV One?
Hahaha. Iya, akan ada sesekali nyanyian juga. Karena kan di tempat saya yang lama juga sesekali nyanyi. Di tempat yang lama sekarang kan sudah ada yang nyanyi lagi, Jadi sekarang aku juga nyanyi di tempat yang baru. Hahaha. Itu kan lebih ke upaya untuk membuat program yang kreatif dan menarik itu kan. Jadi kalau saya sesekali dianggap menghibur dengan cara itu, kenapa nggak dilakukan. Bocorannya itu.


Anda sekarang sudah jadi bagian dari Indosiar. Tentunya apakah sudah siap bersaing dengan TV One yang pernah membesarkan nama anda?
Iya. Hmm, bagaimana ya. Pada dasarnya kalau soal kompetisi di industri apapun itu pasti ada. Waktu saya di TV one, saya berkompetisi dengan TV lain. Bahkan di internal sendiri pun ada kompetisi yang sehat antar bagian dan program. Bicara soal kompetisi, di tempat saya yang baru ini kan bukan TV yang jenisnya sama. Jadi antara keduanya, bukan kompetitor yang akan head to head. Ibaratnya kalau musik, reaggae dan blues itu kan beda. Indosiar general entertaintment kalau TV One itu lebih ke news. Hehehe.


Bicara soal kepindahan kamu ke Indosiar, bagaimana tanggapan dari rekan-rekan anda para politisi itu?
Bagaimana ya, nggak enak juga jawabnya. Hahaha. Politisi-politisi yang akrab dengan saya, karena keakraban juga bertanya lebih ke kalimat-kalimat yang nanya kayak, Tin, kemana nih udah lama nggak siaran? Awal-awal saya ngak sampaikan kalau saya sudah pamit dari TV one. Akhirnya beberapa minggu ini saya jawab kalau sudah nggak di sana. Mereka bilang, oh pantesan nggak pernah kelihatan.


Rata-rata banyak yang menyayangkan. Bilangnya, Aku sudah identik dengan Apa Kabar Indonesia (AKI)Malam dan TV one. Malah ada yang bilang aku icon. Tapi saya tidak pernah menyatakan diri saya icon di TV One dan di AKI Malam. Kalau itu datang dari orang lain, saya syukuri sebagai apresiasi terhadap kerja saya. TV one punya presenter yang banyak dan jauh lebih baik dari saya untuk berkembang.


Soal kepindahan anda, bagaimana tanggapan dari rekan-rekan dan atasan di TV One?
Rata-rata kaget dan bertanya kenapa? bukannya sudah enak? Dan lain-lain. Kalau dari pimpinan, pak Karni Ilyas, pertama kali saya datang menghadap, beliau memberikan kesempatan ke saya untuk mempertimbangkan karena beliau memang sangat concern dengan karier saya. Kurang lebih dia bertanya, apakah saya yakin ke Indosiar? Dua hari kemudian saya baru ke pak karni dan mengatakan iya. Memang sejak pertama kali saya sudah memantapkan hati.


Jadi anda keluar baik-baik dari TV One ya?
Saya pamit baik-baik. Saya bilang saya bangga pernah jadi bagian dari tim dan minta maaf kalau ada kekurangan atas kerja saya secara professional dan personal. Bahkan dengan pak Ardi ngobrol di antaranya soal kapan rencana punya anak. Karena kan Nia sudah hamil. Malah ngobrol santai. Dengan pak Karni Ilyas juga, beliau menyampaikan kalau aku mau tetap di TV One silahkan, posisi aku aman. Kalau mau pergi juga silahkan. Pada kesempatan itu, saya juga meminta maaf dan terima kasih. Saya datang baik-baik dan pergi baik-baik. Nggak ada itu keributan. Nggak ada sama sekali. pak Nirwan dan pak Aburizal Bakrie menyampaikan, dia sedih banget ditinggal ikon TV One.


Tetaplah kita akan silaturahmi. Walau saya pindah, itu juga tidak mengurangi ketertarikan saya pada dunia politik. Saya justru ingin menjaga hubungan baik dengan beliau- beliau meskipun intensitasnya nggak seperti waktu saya memandu program yang lama.


(bar/mmu)

 

 

Sumber : detik.com,02/12/2011 19:26 WIB

•12/03/2011

Herianto Batubara – detikhot

 

tina talisa5Jakarta Mengapa Tina Talisa meninggalkan TV One? Spekulasi pun bermunculan mengingat posisi Tina sebagai presenter sebuah acara yang membahas isu-isu politik yang tak jarang sensitif. Apa yang sebenarnya terjadi?


"Ini soal tantangan karier," tegas Tina mementahkan semua spekulasi itu. "Saya sudah berpikir matang soal hijrah ke Indosiar," tambahnya penuh keyakinan ketika berbincang dengan Detikhot di Velpa Restaurant, Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2011).


"Namanya juga kita orang di dunia kreatif itu kan nggak ada habisnya sebenarnya. Lebih karena di Indosiar ada tantangan yang buat saya bentuknya beda," sambungnya mempertegas.


Spekulasi lain menyebutkan, Tina melepas "seragam merah"-nya karena iming-iming jabatan yang tinggi di tempat baru. Konon, selevel dengan jabatan mantan bosnya di TV One Karni Ilyas? Untuk yang satu ini, Tina hanya tertawa.


"Hahaha. Nggaklah! Pertama, saya nggak ambisius soal jabatan dan kedua, saya belum punya kompetensi," ujarnya merendah. "Saya di sana dipercaya dimintai kontribusinya untuk berperan jadi salah satu manajer di news," jelasnya.


"Intinya sih saya ingin memperkuat news-nya. Mengurusi presenter dan perwajahan news di layar Indosiar. Bagaimana caranya bisa berkreasi, memberi inspirasi dari sisi pemberitaannya. Itu sih tantangannya," tambahnya.]


Di Indosiar, isteri dari pengusaha asal Aceh Amrinur Okta Jaya itu juga akan menjadi presenter program 'Fokus Pagi' yang dikemas baru dan akan dibawakannya perdana pada 5 Desember 2011 mendatang. 'Fokus Pagi' hadir Senin sampai Sabtu setiap pukul 06.00WIB dan berdurasi satu jam.


"Lewat program itu setiap hari kita ingin mengangkat dan menghadirkan anak-anak Indonesia yang berprestasi. Kita inginnya program itu bisa membawa inspirasi buat anak-anak remaja, tapi tetap dengan kemasan yang enak untuk ditonton dan menghibur," terangnya.


Lebih jauh, Tina memberikan sedikit bocoran. Ia akan membuat acara 'Fokus Pagi' menjadi lebih segar. Caranya? "Nanti aku juga nyanyi di tempat yang baru. Hahaha," ungkapnya sedikit malu-malu. Jadi, yang kangen dengan lantunan suara merdu Tina, jangan lupa bangun pagi!


(bar/mmu)

 

Sumber : detik.com,02/12/2011 18:20 WIB

•12/03/2011

Herianto Batubara – detikhot

 

tina talisa2 Jakarta Tina Talisa menghilang! Salah satu presenter primadona itu belakangan ini tak lagi menyapa penggemarnya lewat acara andalannya 'Apa Kabar Indonesia Malam' di televisi yang membesarkan namanya, TV One. Ke mana dia?


"Saya telah memutuskan untuk pindah dari TV One ke Indosiar, " ungkapnya ketika ditemui Detikhot di Velpa Restaurant, Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2011) malam. "Saya diajak oleh Pemimpin Redaksi Indosiar, Nurjaman Mochtar," tambahnya. Nama yang dia sebut itu sebelumnya duduk sebagai Wakil Pemimpin Redaksi di TV One juga.


Bagi perempuan kelahiran 24 Desember 1979 itu, sebenarnya bukan keputusan mudah untuk pindah ke 'kapal' baru. Apalagi diakuinya, banyak kenangan manis yang lekat di hatinya selama 4,5 tahun di TV One.


Dikisahkannya, sebelum menerima pinangan Indosiar Tina sempat mendiskusikan hal tersebut kepada suaminya Amrinur Okta Jaya serta orangtuanya. Mendapat restu, ia pun memantapkan hati untuk meninggalkan TV One.


"Pada akhirnya saya menetapkan hati untuk melepasan ‘seragam merah’ dan menjadi pasukan ‘ikan terbang’," selorohnya. Isteri pengusaha asal Aceh Amrinur Okta Jaya itu mengawali kariernya di dunia pertelevisian di Trans TV. Selanjutnya pindah ke Lativi yang kemudian berganti nama menjadi TV One.


"Kenangan sama TV One betul-betul dari awal, dari namanya Lativi sampai jadi TV One. Jadi saya merasakan banget bagaimana saya bisa jadi bagian dari TV yang besar, berjuang sama-sama. Banyaklah kenangan manis. Sama halnya waktu saya mengawali karier di Trans TV dulu," kisahnya dengan mimik wajah serius.

tina talisa3 Tina mengatakan, banyak yang menyayangkan dirinya pindah. Dari mulai teman sekantor, para politisi dan juga termasuk jajaran petinggi di TV One. Soalnya, sebelumnya ia mengaku memang sengaja tak memberitahukan hal tersebut.


"Banyak yang kaget saya pindah ke Indosiar, karena saya sebelumnya memang sengaja tidak memberitahukan. Setelah fix, baru saya umumkan lewat Twitter. Banyak juga yang menyayangkan dari teman-teman kantor, bos-bos di TV One dan teman-teman politisi," katanya.

tina talisa4 Namun sejak awal Tina memang sudah memantapkan hati untuk pindah ke Indosiar. Ia juga mengatakan telah berpamitan dan keluar dari kantor lamanya dengan baik-baik. "Saya masuk di TV One baik-baik dan tentunya keluar juga begitu," ucapnya.


"Terhitung 1 Desember 2011 kemarin, saya resmi bekerja di Indosiar. Untuk itu, saya mohon maaf jika selama ini ada kesalahan dan kekurangan selama saya berkarier di TV One. Terima kasih," tandasnya seraya tersenyum.


(bar/mmu)

 

 

Sumber : detik.com, 02/12/2011 12:03 WIB

•12/01/2011

Meylan Fredy Ismawan – detiksport

 

match Jakarta - Sejumlah pemain Indonesia Selection sempat mengajak David Beckham bertukar kaus, tapi ditolak oleh Beckham. Beckham justru berinisiatif untuk melakukannya dengan Andik Vermansyah. Apa alasannya?


Beckham jadi pusat perhatian sepanjang 90 menit pertandingan antara Indonesia Selection dan Los Angeles Galaxy di Gelora Bung Karno, Rabu (30/11/2011) malam WIB. Mantan pemain Real Madrid dan Manchester United itu tak bermain penuh, dia ditarik keluar di tengah babak kedua.


Bermain sebagai gelandang tengah, Beckham mempertontonkan permainan yang cukup menawan. Umpan-umpan yang dilepaskannya masih sangat akurat dan mampu membius puluhan ribu penonton yang memadati tribun GBK.


Dalam sebuah momen, Beckham melakukan sliding tackle terhadap Andik yang sedang menggiring bola di sayap kanan. Andik terkapar akibat tekel Beckham tersebut dan wasit meniup peluit tanda terjadi pelanggaran.


Tekel tersebut ternyata membuat Beckham merasa bersalah. Mantan bintang Manchester United dan Real Madrid itu tidak enak hati kepada Andik.


Seusai pertandingan, Beckham menolak ajakan beberapa pemain Indonesia yang ingin bertukar kaus. Rupanya, dia sudah punya rencana sendiri.


Sesaat sebelum diwawancarai oleh sebuah stasiun televisi, Beckham secara mengejutkan memanggil Andik. Dia mengajak Andik bertukar kaus sebagai bentuk permohonan maaf atas tekelnya.


"Saya merasa tidak enak atas pelanggaran yang cukup kasar tadi. Dia adalah pemain yang berbakat. Saya yang menginginkan kausnya," jelas Beckham dalam jumpa pers seusai pertandingan.
( mfi / din )

 

 

                                                             Sumber : detiksport.com, 01/12/2011 01:58 WIB